Selain Islam, 5 Agama Ini Juga Beribadah Puasa

Selain Islam, 5 Agama Ini Juga Beribadah Puasa

Dari sudut pandang Islam, ibadah puasa memiliki sejarah cukup panjang. Satu riwayat menyebutkan, Nabi Adam alaihissalam berpuasa pada ayyamul bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan kamariah). Demikian pula kita mengenal Puasa Nabi Daud, yakni berpuasa selang seling, sehari puasa sehari tidak sepanjang tahun.

Tak hanya memiliki sejarah yang panjang, puasa juga merupakan laku jasmani dan rohani lintas agama dan kepercayaan. Sebagai sebuah ibadah, puasa tidak eksklusif milik Islam. Dalam Al Quran Surat Al Baqarah 183 disebutkan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Kaitannya dengan itu setidaknya terdapat 5 agama yang mengenal dan menjalankan puasa sebagai sebuah ibadah. Agama apa saja?

Buddha

Agama Buddha menyebut ibadah puasa dengan Uposatha. Ketika menjalankan uposatha, umat Buddha diperbolehkan minum namun dilarang untuk makan.

Tak hanya mengatur makan-minum, uposatha juga memiliki delapan aturan (uposatha sila) yang harus dipatuhi, di antaranya: larangan membunuh, mencuri, melakukan kegiatan seksual, berbohong, makan pada siang hari hingga dini hari, dan menonton hiburan atau menggunakan kosmetik, parfum, dan perhiasan.

Hindu

Ibadah puasa dalam agama Hindu yang disebut sebagai Upawasa dibagi menjadi dua kategori, yaitu puasa yang wajib dan puasa yang tidak wajib, masing-masing memiliki tujuan dan waktu pelaksanaan yang berbeda.

Puasa yang termasuk dalam kategori wajib dalam agama Hindu meliputi beberapa jenis seperti Upawasa Siwa Ratri, puasa Nyepi, dan puasa untuk menembus dosa selama tiga hari, puasa tilem, dan puasa purnama.

Katolik

Ibadah puasa dalam agama Katolik memiliki kekhasan dan tradisi yang diperlukan oleh umat Katolik sebagai bagian dari penghayatan spiritual mereka. Masa puasa pra-Paskah adalah salah satu momen penting dalam agama Katolik yang berlangsung selama 40 hari, dimulai dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Puasa dan berpantang merupakan praktik ibadah yang diwajibkan bagi umat Katolik dalam usia tertentu.

Berpuasa dalam agama Katolik berarti hanya diizinkan untuk makan satu kali kenyang dalam sehari selama masa puasa pra-Paskah. Hal ini diwajibkan bagi umat Katolik yang sudah berusia 18 tahun. Sementara itu, berpantang adalah menghindari diri dari melakukan hal-hal tertentu yang biasanya disukai, seperti makan daging, menggunakan garam, atau merokok. Berpantang ini diwajibkan bagi umat Katolik yang berusia 14 tahun ke atas.

Yahudi

Ibadah puasa dalam agama Yahudi atau yang dikenal sebagai Ta’anit, memiliki peran pentin peningkatan spiritual umat Yahudi. Puasa dalam agama Yahudi dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu pada hari besar seperti Yom Kippur dan Tisha B’Av, serta pada hari kecil seperti puasa Esther dan puasa Gedhalia.

Selama masa puasa, umat Yahudi mengikuti aturan yang ketat, termasuk larangan makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit. Dalam kasus khusus seperti pada hari Yom Kippur, mereka juga tidak diperkenankan untuk menggosok gigi. 

Konghucu

Ibadah puasa dalam kepercayaan Konghucu memiliki dua jenis utama, yaitu puasa rohani dan puasa jasmani. Puasa dalam kepercaaan Konghucu dipandang sebagai cara untuk mensucikan diri, melatih diri, menjaga perilaku, perkataan, dan memperkaya diri dengan cinta kasih. 

Puasa rohani dalam Konghucu melibatkan menjaga diri dari hal-hal yang dianggap asusila, sementara puasa jasmani biasanya dilakukan pada bulan Imlek.sedangkan, puasa jasmani dalam Konghucu dapat dilakukan dengan berpantang makan daging secara bertahap, dimulai dari sehari, dua hari, hingga dilakukan secara permanen. (*)

Sebagian Sumber: NU Online, Liputan6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *