
3 Fase Keutamaan Ramadan
Sepekan sudah Ramadan 1446 Hijriah kita lalui dengan beragam pencapaian di dalamnya: komunikasi intens dengan Sang Maha Kasih, menambah waktu “curhat” kepada Pemilik Semesta, dan beragam amalan yang hanya Dia Yang Maha Besar dan kita yang tahu seberapa ikhlas amalan-amalan itu kita kerjakan.Ramadan telah memasuki fase awal dari tiga fase keutamaannya.
Seperti lazim kita ketahui, ada tiga fase keutamaan Ramadan. Ini disandarkan kepada hadis riwayat Al Baihaqi yang, meskipun divonis sebagai hadis daif, beberapa ulama memperbolehkan digunakan sebagai bahan untuk ceramah, karena termasuk hadis tentang fadhail amal (keutamaan beramal).
أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار
Artinya: Awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.
Fase awal Ramadan adalah rahmat, yakni kasih sayang Allah Swt. kepada hamba-Nya. Mengutip ceramah Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafii dalam Kuliah Ramadan di Masjid Al Munawwar, Kementerian Agama, Jakarta (4/3/2025) seperti termaktub dalam laman kemenag.go.id, pada fase ini kita dianjurkan untuk muhasabah, introspeksi diri, mengidentifikasi kebiasaan buruk, dan apa yang masih kurang dalam diri kita.
Fase kedua adalah maghfiroh, yakni ampunan Allah Swt. untuk para hamba-Nya. Setelah menghitung dan menyadari segala kekurangan diri, kita bertekad melakukan perubahan, bertobat, dan menjadikan Ramadan sebagai momentum, titik balik (turning point) untuk memulai segalanya dari awal.
Fase ketiga adalah itqun minannaar, yakni pembebasan dari siksa neraka. Setelah tahap renungan diri, penyesalan, dan pertobatan, tahap berikutnya adalah harapan untuk terbebas dari siksa neraka. Ampunan Allah Maha Luas. Tinggal kita yang diharapkan bersungguh-sungguh menjalani tiap fase keistimewaan Ramadan. Mumpung jantung masih berdetak, bersykurlah kita dan mengisi tiap detik Ramadan dengan kebaikan, karena bila terlewat yang tersisa hanya penyesalan. (*)